Panghafal Alquran Ini Akhirnya Diterima Menjadi Polisi

Saat dua kali gagal diterima sebagai anggota Polri, Bagus Rachmat segera menyadari ada yang salah dengan dirinya. Dan ia pun minta maaf kepada orang tuanya dan selalu mendoakan mereka.
Pandawa FM, Tanjungpinang - Banyak yang kecewa ketika mencoba sesuatu ternyata gagal, tetapi tak sedikit juga yang terus mencoba setelah mengevaluasi diri. Salah satu yang tak pernah patah semangat adalah Bagus Rachmat, pemuda yang tinggal di Sungailiat, Bangka Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Beruntung Bagus memiliki ibu yang penyabar. Sementara ayahnya, karyawan swasta adalah sosok yang menekankan pentingnya kejujuran. Jujur dalam kondisi apapun.
“Dari orang tua, saya mendapatkan pelajaran yang sangat mahal. Sejak kecil saya dididik agama secara ketat. Hal itulah yang membuat saya tidak berburuk sangka terhadap gagalnya saya melamar polisi. Allah pasti punya rencana terbaik,” kata Bagus seperti diceritakan kepada Kabiro SDM Polda Babel, Kombes Enjang Hasan Kurnia, baru-baru ini.
Ibunya selalu membangunkannya ketika azan subuh berkumandang. Bagus kecil pun berwudu lalu berangkat ke masjid. Sepulangnya dari masjid, kegiatan yang selalu dikerjakan ialah mengaji. Meski belum 30 juz, namun Bagus adalah penghafal beberapa juz.
Bagus Rachmat didampingi kedua orang tuanya dan Bripka Ade Kurniawan, Bhabinkamtibmas Kelurahan Sinar Jaya, Polsek Sungailiat, Polres Bangka. F-istimewa
Dari ayahnya, Bagus belajar akhlak dan akidah. Pelan-pelan apa yang ditanamkan ayah dan ibunya membekas dalam perilakunya. Meski dua kali tak diterima sebagai polisi, Bagus masih tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk mengikuti tes ketiga.
Semua tidak terjadi secara kebetulan. Suaru sore, di sebuah masjid, Bagus bertemu dengan Bripka Ade Kurniawan, Bhabinkamtibmas Kelurahan Sinar Jaya, Polsek Sungailiat, Polres Bangka. Di kampung inilah Bagus tinggal bersama kedua orang tua dan saudara-saudaranya.
Untuk mencari Bagus sebenarnya mudah, tunggu saja saat waktu salat di masjid ini, Insyaallah bagus akan selalu datang untuk menunaikan salat wajib lima waktu.
Awalnya hanya salat berjamaah satu masjid, lantas terjadilah komunikasi antara bagus dan Ade. Dari sinilah Bagus mendapatkan informasi bahwa tes masuk polisi tahun 2018 dijamin bersih dari segala kecurangan. Tidak untuk penyogok, tidak untuk pembawa setumpuk katabelece, tidak untuk penghamba KKN.
Tahapan seleksi masuk Bintara Polri di Polda Babel akan segera dimulai, Bagus pun melengkapi berkas administrasinya serta menjalani pelatihan yang diadakan Polres Bangka. Karena terbiasa bagun sejak subuh, ia tak pernah datang terlambat ke tempat latihan, menjalani pemeriksaan kesehatan, latihan psikologi, latihan akademik dan sederat latihan lain.
Hari-harinya sudah sibuk, latihan dan kegiatan lain. Namun Bagus tak pernah melupakan satu kewajibannya, yakni hafalan Alquran. Enam bulan mondok di Pesantren Ma’had Safa’atul Quran Tua Tunu membuat Bagus mencintai mambaca dan menghafal Aqluran. Setiap saat ia pun harus melancarkan hafalan tadi untuk disetorkan kepada gurunya.
“Alhamdulillah hafalan saya bertambah. Cita-cita saya hafal 30 juz, Insyaallah semoga istiqamah,” tutur Bagus sesaat sebelum berangkat ke Polda Babel untuk mengikuti tes.
Selain penghafal Alquran, prestasi Bagus di bidang olah raga juga tak dapat dipandang sebelah mata. Saat ini, Bagus adalah taekwondoin pemegang sabuk hitam. Sejumlah piala mengiasi kamarnya.
Giat berlatih taekwondo sejak kelas V SD. Debutnya dimulai tahun 2008, tatkala mengikuiti Kejurnas Sumsel Taekwondo dan menjadi Juara I mewakili Provinsi Babel. Bagus adalah atltet termuda berbakat tahun itu.
Tidak lama kemudian ia dipanggil kembali untuk mengikuti Kejurnas Gadjah Mada Cup Yogyakarta tahun 2008. Sayang salah masuk kelas. Harusnya di kelas pra yunior, bukan di kelas Yunior. “Sehingga saya harus bertanding melawan atlet yunior yang tubuhnya besar-besar,” kenang Bagus.
Kekalahan tersebut tidak membuat saya menyerah. Tahun 2010 ia kembali mengikuti kejuaraan tingkat Provinsi Babel. Ia dikalahkan atlet dari Belitung Timur dan menjadi urutan dua. Tahun 2011, 2012 dan 2013 Bagus berturut-turut mengikuti kejuaraan taekwondo tingkat kabupaten dan semuanya Juara I.
Puncak kebanggaannya pada tahun 2014 ia berhasil memegang sabuk hitam (Dan i Kukkiwon). Tahun 2014 Bagus pun mengecap Kejurnas JWP Cup di Jakarta. namun belum berhasil meraih juara.
Bagus juga piawai mengolah bola di kakinya. Pernah bergabung dengan PS Bangka Yunior dan membawa PS Bangka Juara IV di Jakarta serta berhasil membawa tim Sepakbola SMA-nya Juara I di Liga Pendidikan Indonesia.
Saat ini Bagus tengah menjalani pendidikan. Ia ikhlas baru diterima setelah tiga kali tes masuk Polri. Ia bersyukur, apalagi orang tuanya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Biaya yang kata banyak orang digunakan untuk pelicin, nyogok, agar bisa diterima.
Kepada Kombes Enjang, Bagus mengaku ikhlas menjalani takdir. Saat gagal dua kali, ia percaya Allah SWT tidak akan membebani hamba di luar kesanggupannya. Tugas saya dalam menjalani kehidupan adalah berdoa dan berusaha. Kepada-Nya kita berserah atas apa yang kita jalani saat ini,” sambungnya.
Yang menyentuh hati, meski sudah menjaga perilaku dan sikapnya, bagus merasa barangkali kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah menyakiti perasaan orangtua. Kesalahan-kesalahan itu baik disengaja maupun tidak disengaja dilakukan berulang.
“Di setiap saat saya selalu meminta maaf kepada kedua orang tua. Doa mereka yang utama. Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa kedua orang tua saya dan memasukkan dalam surga-Nya,” doa tulus Bagus.(man/mat)
sumber : suarasiber.com
- Hits: 690