Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Mon - Sun: 6:00 - 23:00

Yayasan Mualaf Center Kepri Konsisten Membina Para Mualaf di Kepulauan Riau

Yayasan Mualaf Center Kepri Konsisten Membina Para Mualaf di Kepulauan Riau

Tanjungpinang, 2 September 2025 – Program Sudut Mata: Secuil Ulasan Kehidupan Tokoh kembali hadir di Pandawa Radio 103,9 FM pada Kilasan #5 ini menghadirkan sosok inspiratif, Muhammad Alfatoni, M.Pd.I., Ketua Yayasan Mualaf Center Kepulauan Riau (Kepri), yang berbagi kisah perjuangan dalam membina para mualaf di Tanjungpinang, Bintan, dan wilayah sekitarnya.

Dalam perbincangan bersama host Masur Taher, Alfatoni menuturkan bagaimana perjalanan panjangnya mendirikan Yayasan Mualaf Center sejak tahun 2017. Lembaga ini resmi berstatus badan hukum di bawah Kementerian Hukum dan HAM RI, dan hingga kini telah membina lebih dari 130 mualaf di Kepri. Menariknya, mayoritas mualaf yang dibina adalah perempuan, dengan komposisi sekitar 70 persen.

“Sejak awal kami melihat bahwa para mualaf ini tidak hanya membutuhkan pengajaran agama, tetapi juga pendampingan dalam kehidupan seharihari. Banyak dari mereka ditolak keluarganya setelah masuk Islam, sehingga perlu ada lembaga yang menampung dan mendukung mereka,” ungkap Alfatoni.

 Dari Gerakan Sosial hingga Berdirinya Yayasan

Alfatoni menceritakan bahwa kiprahnya dimulai sejak 2012 melalui gerakan sederhana membagikan sajadah, mukena, dan AlQur’an bagi mualaf di Tanjungpinang dan Bintan. Perjuangan itu kemudian berkembang hingga ia menjadikan tema pembinaan mualaf di Kepri sebagai tesis S2 di PTIQ Jakarta.

“Alhamdulillah, bersama rekanrekan, termasuk almarhum H. Sahrul saat menjabat Wakil Wali Kota, kami meresmikan Yayasan Mualaf Center. Sejak itu pembinaan semakin terstruktur, mulai dari pengajian Iqra dan AlQur’an, hingga kegiatan wisuda mualaf,” jelasnya.

 Program Pembinaan dan Kemandirian Ekonomi

Yayasan Mualaf Center tidak hanya fokus pada pengajaran agama, tetapi juga membekali para mualaf dengan kemampuan ekonomi. Melalui program UMKM Mualaf, mereka dilatih memproduksi makanan ringan dan kuliner hingga mampu menembus pasar Singapura.

Selain itu, yayasan juga rutin menggelar kegiatan khataman Iqra dan AlQur’an, pemberian santunan berupa perlengkapan ibadah, serta pendataan mualaf bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA). Saat ini, pusat pembinaan utama berlokasi di Masjid Assafa, Gunung Lengkuas, Bintan, yang dibangun oleh yayasan.

 Tantangan dan Harapan

Alfatoni mengakui bahwa membina mualaf bukan perkara mudah. “Mereka dewasa, punya latar belakang berbeda, sehingga belajar agama membutuhkan kesabaran ekstra. Kadang hari ini paham, besok lupa lagi. Maka pembina harus ikhlas dan lembut dalam mengajarkan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti kebutuhan mendesak akan asrama mualaf di Kepri. Hal ini dinilai penting untuk menampung mereka yang tidak lagi diterima keluarga setelah memeluk Islam.

“Ke depan, kami berharap semua mualaf bisa beribadah dengan benar sesuai syariat. Dan tentu, yayasan ini tidak bisa berjalan sendiri. Kami mengajak masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak untuk turut serta mendukung pembinaan mualaf di Kepri,” tutupnya.

 

  • Hits: 40